Indonesia Emas 2045, Berapa Persen Pengotornya?

ATDS
5 min readFeb 25, 2024

--

supportive backsound: Kembali Pulang — Suara Kayu, Feby Putri

Photo by Hobi industri on Unsplash

Emas adalah unsur kimia dengan nomor atom 79 dalam tabel periodik, dikenal karena keindahannya, kekekalan, dan ketahanannya terhadap korosi. Dalam konteks pertambangan, pengotor mengacu pada materi tambahan seperti tanah, batu, atau logam lain yang harus dipisahkan dari bijih emas selama proses ekstraksi.

Dalam perhiasan atau barang lainnya, pengotor bisa berupa logam yang dicampurkan atau kotoran yang menempel pada permukaan perhiasan. Proses pemurnian dan pemisahan dilakukan untuk mencapai kemurnian yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu (Encyclopedia Britannica, “Gold”, Britannica.com).

Emas mentah atau Dore
Emas hasil pertambangan (emas mentah) atau Dore by https://novotest.id/proses-pengujian-mineral-dan-logam-dalam-pertambangan-emas-primer/

Emas murni memiliki kekarakteran 24 karat, yang berarti emas tersebut tidak dicampur dengan logam lainnya. Namun, emas yang masih mengandung unsur pengotor akan memiliki karat yang lebih rendah. Karat adalah satuan untuk mengukur kemurnian emas, di mana 24 karat mengindikasikan kemurnian emas yang sempurna. Sehingga, emas dengan pengotor yang masih tercampur bisa memiliki karat yang lebih rendah dari 24 karat. Misalnya, emas 18 karat berarti emas tersebut terdiri dari 75% emas murni dan 25% logam lainnya sebagai pengotor.

Lalu, apa hubungannya Emas murni dengan narasi Indonesia Emas 2045?

Mari kita simak narasi di bawah ini:

Satu minggu kemudian adalah hari yang paling menegangkan bagi Nanda, hari dimana Nanda harus menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS) di bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA) ini. Nanda tau, nilai UTS ini akan menjadi medan tempur ketiganya di kelas 11, karena nilai akumulasi semester 1 s/d 5 akan menentukan apakah ia eligible untuk mendapatkan surat rekomendasi sekolah pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Tak mempermasalahkan mata pelajaran yang lain karena ia rasa ia bisa mengatasinya, kecuali satu mata pelajaran yang sangat sulit ia pahami konsepnya, mata pelajaran Kimia. Menyadari kemampuannya yang terbatas di mata pelajaran Kimia, Nanda mencoba mempelajari konsep serta latihan bank soal yang sempat diberikan oleh gurunya.

Ding-Dong!

Hari dimana Nanda ingin menghilang setidaknya selama 110 menit saja pun tiba.

Hari dimana ujian Kimia dimulai.

Merasa cukup percaya akan kemampuannya, ternyata realita lebih mendominasi perasaannya. Nanda menerima soal ujian dan lembar jawaban dengan tubuh mematung hampir selama 5 menit. Ia mengamatinya lekat-lekat soal ujian itu. Soal yang sama percis dengan soal pada buku bank soal yang sempat ia pelajari kemarin. Tidak seperti yang ia prediksikan, Nanda tidak mungkin menghapal 100+ latihan soal yang kompleks dan njelimet baginya, selain hanya berpegang teguh pada konsep dasar yang telah ia pelajari.

Mengingat persaingan memperebutkan kuota SNBP yang terbatas ini, selama bebera waktu Nanda sempat menghkawatirkan bagaimana jika teman-temannya yang lain bisa mengerjakan soal ini dengan skor yang sempurna sedangkan ia tidak. “Tuhan, tolong hentikan waktu 10 menit saja. Aku ingin melihat sebentar lagi buku bank soal kemarin”, gerutunya yang sudah pasti itu mustahil dikabulkan oleh Tuhan.

Tapi ternyata Nanda menyadari, ia hanya memiliki 0% keberanian jika dibandingkan dengan teman-temannya yang silih berganti mengangkat tangan mengucapkan “Pak, saya izin ke kamar mandi”, atau teman-temannya yang lain yang yang saling bertelepati dalam diam bersama dengan benda elektronik kesayangan mereka.

Dunia yang tidak adil itu memang benar adanya. Bagaikan dihantam dengan tongkat baseball sekuat tenaga, jiwa nya masih belum dapat menerima kenyataan itu. Dari 5 pertanyaan dengan sub-bab a, b, c, dan d, Nanda hanya mampu menjawab 40–50% dari soalnya. 60 menit tersisa, Nanda hanya bisa bertengkar dengan nurani dan akal sehatnya karena ia juga menyimpan gadget yang memuat e-book bank soal lengkap dengan jawabannya, di sakunya.

Ilmu pengetahuan bagaikan permata mulia. Ia tidak akan bersinar kecuali di hati yang bersih.

Nanda mati-matian merapalkan mantra itu pada dirinya sendiri hingga waktu ujian pun berakhir.

Ketika hari pembagian nilai, nanda menatap layar ponselnya dengan wajah lesu. Hanya wajah lesu tanpa ada tanda-tanda kekagetan. Ia menjalani hari-hari itu dengan ekspresi yang normal, walaupun ia harus menyembunyikan rasa kekecewaannya, atau setidaknya setelah ia bertemu dengan beberapa teman sekelas yang memanggilnya.

Gimana, bro, aman kan nilai mu

Pas-pas an banget nih

Ha?! kok bisa sih. Ga mungkin seorang Nanda dapet nilai pas-pas an. Pasti gimmick nih

Serius wey. Lagi ga pengen becandain nilai ini aku

“Yaelah serius amat. Kamu waktu ujian dapet “info” nya darimana kok bisa jadi pas-pas an gitu nilainya

Maksudnya?? OH — engga bro, udah lama berhenti gituan. Capek.

Apaan sih. Lagian banyak kok yang gitu, toh pengawasnya juga ga peduli. Makannya, jangan sok alim, jelek kan nilainya

Begitulah teman-temannya menyikapi prinsip Nanda. Ia kemudian meninggalkan tongkrongannya dengan dada yang semakin panas. Bukan karena diejek karena nilainya yang pas-pas an, tetapi ternyata ia mulai menyadari bahwa “cara kotor” itu ternyata sudah dinormalisasi.

Nanda teringat akan salah satu channel YouTube yang digarap oleh idolanya, Kak Cania Citta dan Kak Ferry Irwandi, project yang bernama Malaka Project.

Poster Malaka Project by https://www.kompasiana.com/hariswahyudin7616/658c6764de948f533f036dd7/analisis-konten-video-youtube-malaka-project

Project ambisius yang diinisiasi oleh Kak Ferry Irwandi, salah satu content creator YouTube yang dikenal banyak berbagi terkait stoikisme. Project yang terinspirasi oleh pemikiran Tan Malaka pada bukunya yang paling terkenal, Madilog. Project yang digadang-gadang akan menjadi supporter dan supplier ilmu pengetahuan untuk membentuk masyarakat baru yang cerdas, kritis, dan empatik, untuk mempersiapkan dan menyambut Indonesia Emas 2045.

Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

Kata-kata itu benar-benar Nanda rasakan saat ini. Ia tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan Indonesia Emas yang diperjuangkan oleh pejuang menjadi Indonesia Emas dengan banyak pengotor dan tidak murni.

Nanda percaya,

apa yang telah ia putuskan dan perjuangkan kemarin ketika ujian adalah pilihan yang paling baik, karen ia tahu manusia dibentuk oleh prinsip dan karakter. Nanda ingin menjadi salah satu dari jutaan anak muda yang dapat berkontribusi terhadap negeri untuk kejayaan Indonesia Emas 2045.

Photo by Saj Shafique on Unsplash

Nanda ingin menempa dan mempersiap kan diri untuk menjadi bagian dari 24 karat nya, bukan pengotor.

--

--

ATDS

The universe speaks in signs, and I'm a third-year Physics student here to listen.